Saturday, July 11, 2015

Ini tulisan saya yang di cetak di Diva Press.

Salah satu pemenang untuk buku antologi traveling. Boleh ga ya di publish disini? Tapi tetep beli bukunya ya, buat baca tulisan teman-teman yang lain..

Judul Buku   : Traveling Note Competition
Penerbit       : Diva Press
Tahun Terbit  : 2013



ISTANBUL, TURKI

Turki adalah negara impian saya yang berada di no. 1 dalam daftar “Negara yang harus dikunjungi” saya. Turki sangat kaya dengan budaya, sejarah, keindahan alam, dan keragaman makanan. Selain itu, Turki adalah negara yang unik, karena termasuk dalam 2 benua, yaitu Eropa dan Asia, Turki terletak di Timur Tengah. Begitu cantiknya Turki dengan kota tuanya, gunung-gunung tinggi, danau dan pantainya yang indah, telah memukau begitu banyak turis dari seluruh dunia. Dan yang lebih menarik bagi saya adalah, hampir 99% warga Turki adalah pemeluk Islam. Orang-orang Turki pun terkenal dengan kecantikan dan ketampanannya. Bagi saya, Turki itu romantis, entah mengapa, padahal saya belum pernah kesana, dan tidak terlalu sering melihat liputan atau mencari informasi tentang Turki, itulah yang membuat saya ingin memberikan hadiah ulang tahun pernikahan ketiga kepada suami tercinta. 

Saya mencari tiket Jeddah-Istanbul yang murah, dan yang termurah adalah dari flynas, harga untuk 2 dewasa dan 1 bayi adalah  sekitar Rp. 5.000.000. Kami seharusnya berangkat tanggal 21 Februari 2011, karena itu adalah hari anniversary kami, tapi dikarenakan baru mendapat libur musim semi tanggal 1-8 April 2011, maka keberangkatan ditunda sampai tanggal 1 April 2011.   Karena saya tinggal di Saudi Arabia, penerbangan ke Turkey hanya memakan waktu 4jam. Sebelum berangkat kami mengajukan visa ke Turkey Embassy di Jeddah, biaya pembuatan visa  Rp. 600.000/orang. Ditambah visa keluar masuk Saudi Arabia sebesar Rp. 500.000/orang. Tapi sekarang, untuk WNI, sudah ada VOA (Visa on Arrival) dan hanya membyar sebesar kurang lebih Rp. 250.000 di bandara. 
Setelah tiket, visa Turki, dan visa Saudi telah ditangan, saya mulai mencari setiap detail tentang Istanbul. Mulai dari transport, cuaca, mata uang, hotel, dan tempat yang akan dikunjungi. Bahkan saya mempelajari sedikit kata-kata dan kalimat dalam bahasa Turki yang mungkin bisa digunakan disana, karena orang-orang Turki tidak begitu pandai berbahasa Inggris. 

Itinerary: 

Hari ke-1, 1 April 2011, Jumat.
    
Kami harus menempuh perjalanan selama 3 jam ke Jeddah airport. Pemandangan dari atas sebelum mendarat sungguh cantik. Sampai di Sabiha Gokgen Istanbul (bandara di bagian Asia) pukul 9.30 pagi. Kemudian menukarkan uang, hanya sedikit, untuk  ongkos transport, lebih baik menukarkan uang di kota Istanbul, dengan rate yang lebih baik tentu saja, 1 Lira (TRY) baru adalah Rp.5.300, 2 saudi riyal, 0.4 Euro, dan $ 0.5. Cukup mahal disini. Uang lira baru adalah mata uang Turki yang telah dibuang 3 angka 000, sehingga lebih pendek dan mudah dihitung, mungkin Indonesia juga perlu melakukan seperti itu, sehingga uang seribu menjadi 1 rupiah. 

Setelah selesai dengan urusan imigrasi, kami siap-siap keluar bandara dengan menggunakan pakaian yang lebih tebal. Benar saja, ketika pintu geser terbuka, hawa dingin langsung menusuk, tapi sejuk sekali saya sangat menyukainya. Tidak tau berapa derajat saat itu, yang saya tau kami segera mencari angkutan umum menuju Istanbul. Begitu banyak pilihan, muai dari taksi, mini bus, dan bus-bus besar, termasuk bus berbentuk trem juga ada. Sesuai dengan kertas yang saya print tentang perjalanan di Turki  yang saya rancang sendiri dengan informasi dari website-webiste travel, kami harus naik bus E10 yang ongkosnya adalah 3.5 lira/orang. Bus ini menuju Kadikoy, yaitu ferry port. Sangat ramai sekali, berdesak-desakan, tapi tidak bau seperti bus-bus yang pernah saya naiki di Indonesia, bersih dan wangi. Sepanjang jalan saya mengagumi keindahan setiap sudutnya, rapi, bersih dan elegan, ini adalah bagian Asia, dan saya tidak sabar melihat bagian Eropa Turki. Setelah sekitar 45 menit, kami sampai di Kadikoy, turun dari bus perhentian terakhir dan melanjutkan dengan Ferry ke Eminonu, jaraknya cukup dekat dengan terminal bus, tidak susah menemukannya. Suami saya yang warga negara Mesir, bahagia sekali menemukan roti yang biasa dijual di Mesir, roti Simit (1 lira 2 roti). Cukup enak, walaupun dingin, saya tentu saja lebih suka kalau hangat. Faris, anak saya (2 tahun) ternyata menyukainya. 

Tiket Ferry ke Eminonu 1.5 lira/orang. Mencari tempat duduk yang kosong, ternyata susah juga, sudah mulai penuh. Banyak turis, tapi mayoritas lokal. Teh dan kopi Turki ditawarkan secara berkeliling oleh awak-awak kapal Ferry, dengan membawa nampan kayu besar, beberapa gelas kecil khas Turki di dalamnya, mereka berteriak “shai, shai, shai...”  yang artinya adalah teh. Ferry mulai berjalan, saya memesan 1 the hangat, rasanya hampir sama dengan the sosro, agak lebih kental saja. Melihat laut dan pemandangan indah di luar, membuatku ingin membidik beberapa foto di dek, saya minta ijin suami untuk keluar, dan bersama para turis lainnya, berlomba-lomba mengabadikan kecantikan Istanbul dari Ferry, Mesjid Biru telah terlihat, begitu juga dengan Hagia Sophia, dihiasi langit mendung, dan burung-burung camar, Subhanallah. 

Hari pertama dan kedua, kami tinggal di sebuah hotel yang berada tepat di jantung kota tua Istanbul, dari hotel resto kami dapat langsung melihat Blue Mosque, begitu juga dari dalam kamar. Nama hotel itu adalah Star holiday Hotel, permalam sekitar Rp. 800.000, ini termasuk hotel bintang 3. Kami menyesal tidak tinggal disana sampai hari terakhir atau setidaknya 5 malam, karena benar-benar lokasinya strategis, bahkan station strem berada dekat hotel. 

Ini adalah pemandangan dari jendela restaurant hotel. Kamar di lantai 3, tanpa lift. Lumayan membuat badan hangat. Setelah meletakkan tas troli, kami, suami turun untuk solat jumat. Saya dan Faris istirahat. Setelah solat, kami semua berjalan keliling daerah sultanahmet, makan di sebuah kedai kebab, memesan spring roll, kopi Turki yang sangat pahit dan kental (¾ cangkir adalah serbuk kopi), dan sandwich kofta. Kemudian ke Hagia Sophia, Mesjid biru (blue mosque), hippodrome dan Gulhane Park. Gedung-gedung tua sepanjang jalan ciri khas Eropa, trem yang lalu lalang di sebelah kiri jalan, wajah-wajah asing, pakaian dingin tebal, bunga tulip berwarna warni penghias tengah jalan dan taman, air mancur yang berada di antara blue mosque, dan hagia sophia, penjual roti simit, kacang bakar, jagung bakar, toko-toko souvenir, restaurant kofte, dan hawa dingin yang menyelimuti, YUP SAYA SEKARANG DI TURKI!! Alhamdulillah. 

Hari ke-2, 2 April 2011, Sabtu

April seharusnya musim semi, dimana tulips dan bunga-bunga bermekaran, burung-burung berkicau, cuaca yang hangat. Tapi Istanbul memutuskan musim semi kali ini agak lambat, kami masih mengalami dingin dan hujan. Hari ke-2 disambut dengan guyuran hujan yang sangat dingin. Kami ke covered baazar, mahmut pasa dan masjid beyazit yang berada di depan Istanbul University. Covered bazar adalah tempat dijualnya semua sovenir Turki. Hampir seharian kami terjebak di Mesjid Beyazit karena hujan deras. Dan ketika pulang dari sana, suami kesulitan membeli token trem, karena mesinnya rusak. Kemudian kami makan malam di Tarihi Sultanahmet Koftecisi. Hari yang sangat melelahkan, sangat dingin dantak banyak tempat dikunjungi. Berharap besok lebih baik. 

Hari ke-3, 3 April 2011, Minggu. 

Hari ini tidak hujan. Kami berkeliling lagi Sultanahmet seperti tidak pernah puas, mengitari melalui jalan cold fountain, ini adalah dibelakang Hagia Sophia, dan jalan ini sungguh romatis, tulip disetiap sudut, di kiri jalan rumah tua berwarna-warni dan di sebelah kanan adalah Hagia Sophia. Kami memutuskan tidak mengunjungi istana bawah tanah Basilica. 
Kembali ke kamar untuk check-out, pindah ke hotel kedua, hotel Hippodrome, kemudian bertemu dengan seorang WNI yang menikah dengan seorang Turkish, dan saya minta ditunjukkan tempat yang bagus untuk membeli baju coat khas Turki, namanya pardesu. Ternyata tempat yang bagus dan murah adalah di Mahmutpasa, kami pernah kesana, tapi hujan dan tidak bisa konsentrasi. Sebelum ke Mahmutpasa, kami solat Zuhur di Mesjid biru, didalamnya tidak terlalu biru, sama seperti mesjid lain di Turki, yang khas dengan grand chandeliernya, yang menggantung dari atas langit-langit. Setelah sampai di Mahmutpasa, ternyata hari ini semua toko tutup, karena hari Minggu. Kami harus berjalan lebih jauh lagi, dan ternyata banyak toko yang buka. Bingung memilih dari begitu banyaknya model coat Turki yang sangat cantik, akhirnya memilih satu dengan model panjang, berwarna hitam, supaya dapat dipakai di Saudi, dengan aksen 2 kantong dikiri kanan pinggul, kancing besar, kerah leher yang lebar dan berlipit, harganya adalah 150 Lira, ditawar menjadi 100 lira, yaitu sama dengan 200 riyal atau Rp. 500.000, yakinlah itu yang paling murah. Setelah itu kami jalan menelusuri jalan yang sempit dan dipenuhi toko-toko pakaian dan lainnya. Kemudian ke Egyptian spice bazaar, keluar dari sana, sholat di mesjid Yeni (Yeni Camii), ketika keluar dari mesjid, hawa yang sangat dingin menerpa, ternyata kami dekat sekali dengan laut (Bhosporus), cepat-cepat kami turun ke trem yang harus melalui terowongan bawah tanah, ternyata di sana juga banyak toko-toko, sepatu, baju, kerudung khas Turki yang licin dan halus. Kembali ke atas, langsung menemukan stasiun trem, kami berpisah dengan mereka dan melanjutkan ke hotel. Tapi ternyata kami terlewat stasiun di dekat daerah hotel kami, akhirnya kami berjalan-jalan sampai ujung Istanbul, yaitu Bagcilar, dan kemudian memutar kembali ke daerah Sultanahmet.  Oh iya, bila berada di Turki, harus mencoba Ice creamnya (yang penjualnya atraksi dan bermain-main dengan pembelinya ketika memberikan ice cream-nya), kemudian cobalah Borek, enaaak banget, banyak banget jenis borek, cicipi saja semuanya, atau beli masing-masing sepotong, ketika menemukan rasa yang paling enak, baru beli agak banyak, rasanya hampir mirip dengan martabak atau roti cane. 

Hari ke-4, 4 April 2011, Senin.

Setiap hari pukul 8 pagi kami pergi ke hotel bintang 4 yang berjarak 50 meter dari hotel kami, karena hotel itu tidak menyediakan sarapan pagi, tapi mereka memberikan sarapan di hotel bintang 4 itu. Tidak masalah, karena lokasi restaurant-nya yang berada lantai 4 mempunyai pemandangan yang sangat indah, yaitu ke arah selat Bosphorus, dan di balcony sebelah kirinya, kami dapat menikmati mesjid biru yang dihiasi oleh bangunan-bangunan tua bergaya eropa.  Biasanya setelah sarapan, sekitar pukul 9-10 pagi, kami kembali lagi ke hotel, anak dan suami saya tertidur lagi, karena udara yang dingin, dan saya merencanakan akan pergi kemana hari itu, naik apa, berapa biayanya dsb, walaupun saya telah merencanakannya dari rumah, tapi dipelajari lagi supaya lebih kenal medan. 

Pukul 10.30 pagi, masih terlihat pagi dan gloomy, kami berjalan menyusuri jalan kecil berbatu-baru persegi, yang hanya seluas 2-3 meter, sambil mendorong stroler bayi, yang lumayan berat karena jalan yang menanjak, di kiri kanan saya menikmati toko buah, restaurant yang mempunyai area outdoor yang dihiasi bunga-bunga cantik, kami tidak makan di tempat seperti itu, karena sepertinya mahal, tentu saja kami mengecek daftar harga yang dipajang di depan pintu masuk restaurant. Kami melewati topkapi palace dari pintu yang lain, melewati taman yang sangat indah, rumput hijau dan luas, pohon-pohon tinggi yang daunya belum tumbuh kembali, ranting-ranting kering menambah suasana gloomy, hari ini banyak sekali turis lokal. Kami masuk ke dalam museum yang penjagaannya sangat ketat, tapi biaya masuknya mahal yaitu 20 lira/orang, atau 40 riyal atau Rp.100.000,- sebenarnya tidak terlalu mahal, tapi kami entah mengapa, kurang suka mengunjungi museum. Tetapi lain kali mungkin akan masuk karena disana ada area khusus barang-barang peninggalan Nabi Muhammad SAW, seperti pedang, jubah, dan helai rambut. 
Akhirnya kami berjalan keluar, jalan menanjak ke arah Gulhane Park, terus menanjak dihiasi bunga-bunga berwarna biru dan kuning, hujan rintik-rintik menambah suasana romantis, kemudian ke Eminonu, yang berada agak jauh, sekitar 10 menit jalan kaki, karena kami ingin ke stasiun bis menuju Miniaturk. Eminonu adalah sebuah tempat dipinggir selat Bosphorus, daerah yang cukup luas, banyak penjual makanan, ada stasiun bis dan ferry port, disepanjang pinggiran selat, banyak kapal kayu yang dihiasi lampu-lampu dan cat warna-warni yang bergoyang-goyang diterpa ombak, ini adalah restaurant ikan bakar, namanya balik ekmek (balik=ikan, ekmek=sandwich), kami mencoba 1 sandwich seharga 4lira, suami saya menyukainya, saya? Kurang suka, rasanya seperti kurang masak, masih berbau amis dan ada rasa asam (vinegarnya). Dan saya mencoba lagi jualan kaki lima Osmanli Lokmacisi, seperti donat goreng di taburi air gula dan serbuk pistachio, enak tapi terlalu manis, harga 3 lira. 
Setelah menemukan stasiun bis, kami naik ke bis nomor  47Ç, bisa juga dengan bis nomor 47 E. Ternyata perjalanan cukup jauh, sekitar 30 menit, menyeberang ke arah golden horn. Harga tiket bis lumayan murah, dan tiket masuk ke Miniaturk adalah 10 lira. Perjalanan menuju ke Miniaturk cukup indah untuk dinikmati, terkadang jalanan menanjak dan cukup kecil, tapi bis dengan lincah bermanuver, dan terkadang jalan cukup luas dan lengang. Miniaturk adalah sebuah taman dengan bangunan-bangunan miniatur, replika dari bangunan-bangunan bersejarah di seluruh Turki, harus datang kesini karena kita dapat melihat semua landmark di Turki di 1 tempat. 
 Di setiap bangunan, ada speaker yang akan menjelaskan  sejarah  dan penjelasan tentang bangunan tersebut. Sangat dingin saat itu, 1,5jam  kemudian, kami menyudahi perjalanan di Miniaturk.  Ada hal yang menarik di toiletnya,  tempat duduk toiletnya dibungkus dengan plastik dan setelah selesai, akan tergulung dan diganti plastik yang baru, cukup higienis. Kami pulang ke hotel, dalam perjalanan kami makan malam di restaurant di daerah Sultanahmet. Setelah suami dan anak tidur, saya keluar sendirian, membawa kamera dan tripod, nightshoot blue Mosque dan Hagia Sophia. 

 Hari ke-5, 5 April 2011, Selasa.

Hari ini seharusnya adalah hari khusus untuk melihat bunga tulip yang bermekaran di taman yang sangat luas, Emirgan. Sayangnya ketika sampai disana, belum banyak yang mekar, hanya sedikit sekali, tapi lain kali, saya akan datang lagi, ketika musim semi. Dari Sultanahmet,naik tram T1 ke Kabatas,kemudian sambung naik bis no.22 (Kabatas -Istinye Dereici), atau 22RE(Kabatas-Fatih Sultan Mehmet) atau 25E ( Kabatas – Sariyer). Rute ini adalah sepanjang selat Bosphorus, bisa dibayangkan pemandangan yang indah, penuh dengan kapal-kapal cantik di sepanjang jalan. Kemudian turun di perhentian bis “Emirgan” yaitu setelah “Cinaralti”. Cukup jauh perjalanan, sekitar 1.5 jam. Kemudian menyeberang, berjalan naik keatas, terus sampai ke gerbang utama. Tidak banyak orang disana, kecewa karena tulip belum semuanya mekar, setelah puas foto-foto, pulang dengan menyusuri sepanjang jalan dipinggir selat Bosphorus, simply amazing! Kami pulang ke hotel, makan malam dan melihat-lihat bazaar di belakang blue mosque.  


Hari ke-6, 6 April 2011, Rabu.

Hari ini adalah Bosphorus tur, kami berangkat dari hotel pukul 10 pagi. Berangkat dari Eminonu, membeli tiket 25 lira/orang, ini adalah tur panjang sampai ke Anadolu Kavagi. Sepanjang perjalanan tentu saja saya sibuk memotret, bangunan-bangunan yang sangaaat cantik, saya merasa kembali ke jaman kerajaan, pengalaman yang harus dicoba kalau Anda di Istanbul. Kami sampai di Anadolu Kavagi pukul 1 siang, setelah berhenti di beberapa stops untuk menurunkan dan menaikkan pemumpang. Banyak sekali Cafe di daerah ini, semua orang naik ke atas, kami ikuti saja, ternyata ini adalah sebuah bukit, sangat melelahkan, tidak tahu berapa lama kami berjalan, kami sampai di sebuah cafe di atas bukit, kami membeli sedikit makanan dan minuman, harga makanan diatas ternyata lebih mahal. Suami tidak mau lagi  melanjutkan perjalanan ke atas, dan akhirnya saya sendirian berjalan puncak, suami bermain ayunan bersama Faris. Restaurant lagi! Dengan pemandangan yang menakjubkan, saya rasa harganya juga menakjubkan, ketika saya intip menunya, benar saja, 1 porsi makanan yang biasanya berkisar 10-20 lira, menjadi 50 lira. Meneruskan sampai kepuncak, ada Yoros Castle, tapi ditutup, tidak boleh masuk, kemudian pondok kecil yang punya peliharaan ayam Turkey. Cukup terkejut, hanya itu?? dari puncak dapat melihat pertemuan antara Bosphorus dan laut hitam, hanya saja, terlihat biasa saja karena cukup berkabut.
Kami berjalan turun, harus diingat, hati-hati mengambil foto, karena di sepanjang jalan ke bawah, tidak boleh mengambil foto karena ini adalah daerah militer, seorang tentara di puncak bukit membunyikan peluitnya dan meminta kami tidak mengambil foto. Kemudian kami solat dan makan siang di restaurant terdekat. Pukul 3 sore, kapal kembali ke Eminonu, tapi kami berhenti di Besiktas untuk mengunjungi Yildiz Park. Kecewa lagi, berjalan cukup jauh, tapi tetap tak ada tulip. Seandainya kami ke Rumeli Hisari saja, sebuah benteng tinggi yang pemandangan kearah Bosphorus dan jembatan penghubung 2 benua yang spektakuler. Harus pulang karena hari semakin dingin, walaupun baru pukul 5 sore. Menunggu bis yang agak lengang sangat susah, semuanya penuh, mungkin waktunya pulang kerja. 

Hari ke-7, 7 April 2011, Kamis.

Kami akan ke Prince's Island, Adalar, hari ini, packing semua barang, karena kami akan pindah hotel, di pulau pangeran. Di pulau ini, tidak ada mobil, hanya kuda dan kereta kuda, dan sepeda. Banyak rumah-rumah dan vila-vila orang kaya disana, hanya dikunjungi pada saat berlibur, keadaannya seperti kurang terurus karena memang rumah dan villa itu lebih sering kosong daripada ditempati. Kami ke Sultanahmet, naik tram keKabatas (1.5 lira, 15 menit perjalanan), kemudian menyeberang jalan, ada 2 perusahaan ferry besar, yaitu IDO (lebih mahal tapi cepat,7 lira), berangkat setiap 1.5 jam sekali dan Turyol, kapal lebih kecil, dan lebih lambat, tapi cukup nyaman, harga tiket adalah 3.5 lira. Kami naik yang lebih murah, karena mereka segera berangkat, pukul 12 siang. The best thing on the way to Adalar is the seagulls! Burung-burung camar ini berkelompok dan mengikuti kapal, karena penumpang memberi makan mereka.  Sampai di Adalar, Buyukada, mencari hotel kami, hotel Marine House Boutique Hotel, hotel bintang 3 ini ternyata sangat dekat dari ferry port. Hotel yang tergolong baru, harga permalam saat itu adalah 250 riyal atau sekitar Rp. 650.000. Hotel yang kami pilih di perjalanan Turki ini berkisar di harga itu, itu adalah harga yang paling murah, tapi kualitas terjamin, karena hotel-hotel di Eropa mempunyai standar yang ketat. 

Setelah istirahat, kami keluar pukul 4 sore, berjalan-jalan dipinggir laut, naik ke atas melihat-lihat rumah-rumah tak berpenghuni, ingin naik kereta kuda atau feyton, tapi tidak tahan baunya, dan perjalanan ke puncak ongkosnya sekitar Rp.300.000/orang, terlalu mahal. Sangat damai melihat jalanan kosong, rumah-rumah yang indah, hanya siulan burung yang terdengar, bukan deru mobil. Setelah 15 menit berjalan kami memutuskan kembali ke daerah yang ramai, untuk makan tentu saja. Disini kami membeli es krim, seharga 1 lira 1sekop (Rp. 5000) es krim terenak yang pernah saya cicipi, Kemudian makan pide keju seharga 1.5 lira,  pizza 2.5 lira, dan makanan kecil lainnya. Disana saya membeli oleh-oleh anting-anting perak berhiaskan batu alami, cukup murah, 1 anting-anting berkisar Rp. 25.000 atau 5 lira.  Menyesal tidak membeli anting-anting yang seharga 50 lira, dengan batu amethyst besar, design yang cantik. Sunset di pinggir laut, membuat saya tidak berhenti mengucapkan Subhanallah, apalagi bila duduk resto-resto outdoor yang cantik juga bersama orang yang kita cintai, sangat romantis.

Hari ke-8, 8 April 2011,Jum'at

Hari terakhir, kami harus sampai di Bandara Sabiha Gokcen pukul 12 siang. Harus naik kapal paling pagi dari Buyukada ke Kartal. Sarapan di kamar karena pukul 6 pagi sarapan belum dimulai di restaurant. Pukul 7.30 pagi kami ke port Buyukada, membeli tiket seharga 3.5lira/ orang. Ferry datang 10 menit kemudian, penumpang naik ke kapal dan pukul 7.45 pagi kami berangkat. Perjalanan sekitar 25 menit. Sampai di Kartal, kami menunggu bis ke Sabiha Gokcen, yaitu bis no. E9. Perhentian bis berada tepat di depan ferry port. Ternyata bis no.E9 jarang sekali lewat, kalaupun lewat, tidak mau berhenti karena penuh. Kami mulai panik, sudah 1 jam menunggu. Taksi ke Sabiha ongkosnya sekitar 40-50 lira. Ternyata banyak juga yang menunggu bis ke Sabiha, termasuk seorang pramugari Turkish airlines, dan katanya tenang saja, pasti ada bis. Dan kami pun menunggu lagi, benar saja, tak lama, bis pun datang. Perjalanan ke Airport sekitar 25 menit. Bersiap-siap pulang ke Saudi Arabia, sampai jumpa lagi negeri yang cantik, Turki....

Tips:
Hotel, restaurant & attraction  Review = www.tripadvisor.com

Tempat-tempat yang harus dikunjungi di Istanbul, Turki:
  1. Hagia Sophia
  2. Blue Mosque
  3. Rumeli Hisari
  4. Bospohrus tour
  5. Golden horn
  6. Jembatan Eurosia
  7. Egyptian Spice Bazaar
  8. Galata Tower
  9. Prince's Island
  10. Taksim Square
  11. Miniaturk
  12. Gulhane Park
  13. Topkapi Palace
  14. Yildiz Park
  15. Emirgan Park
  16. Yerebatan Sarayi
  17. Hippodrome
  18. Ciragan Sarayi

Tulisan lama tentang Mimpi.. Apakah beberapa mimpiku sudah terwujud?

Mimpiku keliling dunia, kapan terwujud?
by Dianita Amr on Sunday, March 27, 2011 at 6:05pm
"Setiap orang pasti memiliki mimpi, dan mimpi2 itu akan tertanam di alam bawah sadarnya dan menuntunnya untuk mewujudkannya, jadi jangan takut bermimpi" by Dianita

Tentu saja aku belum keliling seluruh dunia, sejauh ini baru sedikit yang udah di kunjungi. Tapi saya tidak membahas itu, tapi bagaimana cara mencapainya. 
Dari kecil, mimpiku adalah untuk melihat dunia luar, dan untuk mencapainya, aku harus:
1. Belajar bahasa Inggris. 
Aku belajar bahasa inggris dari kelas 4 sd, dulu hanya SMP yang mulai belajar. Ketika di les, aku sama sekali tidak tahu-menahu bahasa inggris, yang kuingat hanya aku terbengong diantara murid-murid yang lain (yang rata-rata umurnya lebih tua dari aku) dan bermain scrabble. Masa yang paling disukai adalah pulang dari les, karena berakhir sudah penderitaan. Tapi ketika masuk SMP, ada pelajaran bahasa inggris, dak tiba-tiba saja, aku mengerti bahasa inggris dan mulai bisa percakapan dan jadi asisten guru bahasa inggris, mungkin ini yang disebut belajar bahasa dengan teknik bayi (bayi merekam semua yg didengarnya, dan ketika bisa bicara, kata-kata itu bisa diucapkan,,maybe.. )
Jadilah bahasa inggris adalah mata pelajaran yang paling aku sukai, tak hanya suka, tapi cinta, karena katanya bahasa inggris adalah gerbang untuk ke dunia internasional (dan mereka BENAR). Sampai sekarang, kalau ada kata-kata yang tak dimengerti, langsung buka kamus, terus menerus belajar dengan percakapan dengan teman kolega, dan nonton/dengar lagu dengan bahasa inggris, that's fun.
2. Punya suami orang luar.
Kalau mau tinggal di luar negeri, katanya nikahnya sama orang luar aja. Otomatis tinggal disana. Hmmm, patut dicoba, dan ternyata benar. Walaupun "luar"nya itu di Saudi Arabia yang berbahasa arab, tapi sehari-hari dirumah dan di tempat kerja, bercakap2 dalam bahasa inggris. (wah, jadi nikahnya cuma buat biar tinggal diluar?? hmmmm, itu plus nya aja kali ya, pengen nya kan dapet yang soleh, cakep, kerjaan mantep, baek dan cinte sama aku pastinya..hehehe, amin mudah2an suamiku masuk kriterianya.) 
3. Menjadi pemandu wisata.
Baru inget malam tadi, pas mikir2, kenapa klo setiap jalan2, 2minggu sebelumnya aku harus plan, semuanya harus jelas, dr hari ke-1, kemana aja, berapa biaya, dari jam berapa, naik apa, dll dll.. oh ternyata, dari dulu klo ditanya, mau jadi apa, jawabanku, mau jadi pemandu wisata, biar bisa praktek bahasa inggris, ketemu orang-orang bule (norak banget dulu), dan juga dibayar untuk mengunjungi tempat2 wisata, asik kan?
4. Cari beasiswa luar negeri
Yang ini belum kesampaian, karena belum beres kuliah udah diboyong duluan. 
5. Punya Kerjaan yang bisa ngasilin, dan bisa ngajak suami/ keluarga jalan2.
Kan ini mimpiku, jadi semestinya aku yang harus berkorban, masa minta suami terus (tapi klo dia ngajak juga ga nolaak).. Alhamdulillah, April nanti bisa ngajak suami ke Turkey sebagai hadiah perkawinan ke 3 tahun.  
6. Berdo'a terus menerus, kalau ikhtiar udah keras, doa juga harus keras. 
Teringat ketika aku ingiiiiiiiiiiin sekali ke Baitullah, terus berdoa, walaupun rasanya tidak mungkin, karena ga ada uang, dan masih kuliah. Tapi Subhanallah, 6 bulan setelah itu, menikah dengan seseorang yang berdomisili di Saudi Arabia, dan pertama kali menjejakkan kali di bumi Arab untuk bertemu suami, langsung diajak Umrah, rasa yang tak tertandingi, betapa takjub, dan bersyukurnya. Alhamdulillah.

Setelah dipikir2, ternyata, memang kalau kita menginginkan sesuatu dengan bersungguh-sungguh, berusaha dan berdoa, inshAllah, akan bisa tercapai. Jadi, teruslah bercita-cita setinggi langit, the sky is the limit. :) 
Kalau bermimpi atau bercita-cita, jangan nanggung-nanggung ya. Jangan dengerin yang bilang: Jangan terlalu tinggi bermimpi, nanti kalo jatuh sakit" yang bener ya klo kita mimpi tinggi-tinggi, kalau ga tercapai, ya paling ga dapet yang deket2 dari itu. Contoh: Mimpi setinggi langit, ga dapet langit, ya awan atau bintang. Tapi klo mimpinya cuma sebatas awan, mana bisa dapet langit.. ah lieur ah..

Mau terus mimpi, biar bisa keliling dunia.. foto-foto di tempat yang Indah.. amiiiiiin...
Ini hanya salah satu mimpiku.. masih banyaak yang lain, semoga tercapai semua jg.amiiiin..
mimpi-mimpi yang lain:
1. Jadi istri dan ibu solehah.   (Dalam proses)
2. Mengkaji al Qur'an, bisa bahasa arab.  (Dalam proses)
3. membuat rumah dan menghajikan orang tua.  (belum)
4. ngajak jalan2 keluarga besar. (Alhamdullilah)
4. mendirikan panti asuhan dan sekolah. (belum)
5. Membangun mesjid. (belum)
6. Melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya seperti, latihan balet, melukis, menyelam, mahir piano, belajar bhs asing lainnya dll...)  Let's list it: photography, melukis, belajar piano, Bahasa Perancis, kuliah Islamic Studies, terbang dengan helicopter, apa lagi?)

(MAAF, BUKAN BERMAKSUD UJUB ATAU SOMBONG, HANYA SEKEDAR SHARING dan LAGI PENGEN NULIS AJAH, jangan Suudzon).

APA MIMPI TEMAN-TEMAN?


Turkey Trip 2011

  • Day 1:
  • Arrive in Istanbul on Friday at 9.30 in the morning, we change money in the airport (but its better to change in the city), then we took  E10 bus(3,5lira) to Kadikoy, seeing the asia side of turkey all the way up to Kadikoy. then continue with ferry to Eminonu(1,5lira), thats where I was busy taking pictures, then we left the lunch box there and we missed to go down, we sailed again to karakoy. Then we took taxi (10lira) to our hotel, still have to walk a little bit.   Arrive at hotel, they gave us good room with bathroom and 2 beds. I wait upstrais with faris while the cleaner clean the room, and my husband went to Jumah prayer (it finished at 2). I went to room, with faris get rest, pray then went out, met Amr then we walk to Hagia Sophiablue mosque and hippodrome and around there. Lunch in the small kebab place, order turkeish cofee but I dont like it, meatball sandwich and cheese spring roll. Then we continue walking to gulhane (but only small walk, it gets so cold and faris is sleeping) we went back to hotel, and sleep until the next day. 
  • Day 2: (saturday)
  • Wake up, breakfast and go out from hotel at 11am, rainy day till night. Tortured and cold day. We go to covered bazaar, mahmut pasa and beyazit mosque (in fronht of istanbul university). Freeezing cold!! The coming back was very difficult to buy token. Then we eat in Tarihi Sultanahmet Koftecisi, Try Turkish meatball in this historical restaurant Located at the Sultanahmed square since 1920. Address: Divanyolu Cad. No:12/ A Sultanahmet
  • back to hotel, sleep. Im awake to edit foto, then went out to starbuck, didnt find turkish mug, only SUMATERA. Went to blue mosque but closed n my batere low. Back to hotel, charge, then  upstairs, scarry. Done, sleep.
  • Day 3: (sunday)
  • We woke up late, bfast 8am, packed up n dressing 11am. Go around sultanahmet, street cold fountain or around hagia sophia, look inside gulhane from other angle, eat in kebab place. 
  • Then move to new hotel hippodrome, check in at 1 oclock, mbak agustine arrive, faris poop very big. And our husbands moving the luggage from star holiday. Then we pray in blue moswue, continue walking to mahmutpasa, buying my pardesu, but it was too small, the we have to change after a very far walk. Wait for cutting around new mosque and egyptian bazaar.  Then went back to hotel, but we didnt go down at sultanahmet, we continue until BAGCILAR!! so faar. Then turn back to sultanahmet, eat and sleep.
  • Day 4: (monday) 
  • After breakfast (we always go to breakfast at 8am, then back to room, prepare to go, sometimes nap time for faris and baba and reviewing the route for mama).
  • The we walked from our new hotel, its a very nice environment, like european small street. We walked to topkapi palace from other door, a very beautiful park, then went from the museum, the to gulhane park, all the way out to eminonu. Drizzle and cold. Eminonu was big, so many port and bus station.. and very cold too. We find our bus, a little bit at the end, near turyol ticket booth. Then we go to miniaturk, faaaaarrrr away to the other side (golden horn). We were just 1.5hours there. Went back to hotel, before that eat lunch. Sleep, I woke up at 10 to go for nightshot at aya sophia and blue mosque while baby and baba sleep. 
  • Reaching Miniaturk:can take a bus to Miniaturk from Eminonu. Bus numbers 47Ç and 47 E, passes just in front of Miniaturk. 
  • Day 5: (Tuesday)
  • bfast and go out at 1.30 to Emirgan Park (From Sultanahmet: Take the T1 Tram to Kabatas. From there, you can take the buses 22 ( Kabatas -Istinye Dereici), 22RE(Kabatas-Fatih Sultan Mehmet) or 25E ( Kabatas - Sariyer). Get off at the 'Emirgan' stop ( After 'Cinaralti' stop.)  Its soooo far it took around 1.5hours to reach emirgan, but the way there is so fun, allll the way was port!! very near to the road, big boats. Emirgan was big, but the tulip wasnt there yet.. sooo disappointed. The road is going up like hill. Then walked back along the beautiful seaside. Waiting in the bus stop, but then pray and buy snack from nearest mini market. Went back to hotel. See bazzar behind blue mosque. Sleep. 
  • Day 6 (wednesday)
  • Bophorus tour.
To Eminonu at 10, buy ticket 25lira each long tour. Along the way so many nice view. Stop in anadolu kavagi, climb up to the hill (sooo tired but fun and consider it sport). Nice cafe and view from up there. I went up alone to the ruined castle, to see the meeting point of bosphorus and black sea, but foggy. Then we go down at 2pm, eat, pray and go up to the boat, departed at 3. back to eminonu. But we didnt go back to eminonu, but to besiktas to go to yildiz park. Walked so far, no tulips too :((, cold and almost night, but we cant stay longer, its so cold, and faris puuup very big.. uff.. . Pray and back to hotel. Sleep.

  • Day 7 (Thursday)
  • Prince's island, buy food before u go to this island, at least enough for 1 full day. 
  • In the morning, after breakfast and packing, we took our luggage to move to a new hotel in prince's island or Adalar, in Buyukada island (the biggest Island). We went to sultanahmet, took tram to KABATAS (1.5lira for 15min), the go out from the tram station, across the street, there are 2 big companies of ferry. 1 is IDO, expensive and fast (7lira) depart at 11 and 12.30 or every 1.5hours), the other I think turyol, a little smaller but convenient too, for half the price. And we catched it at the last second @12 noon.  All the way to adalar was so beautiful, day was bright (but still cold in the front deck). They journey took around 1.5 hours. The are many other island on the way, they are all beautiful and what most interesting is the seagulf bird!! many of the follow the ferry to catch some bread. Arrive in Buyukada,  we search for our hotel, its verrry near to the port. Get some rest, then we went out again @4pm, walked around the seafront, nice houses and restaurant, peacefully. Eat cheese pide (1.5lira), ice cream (1lira 1 scoop, super yummy), and meat pizza or laham... something, I forgot.(2.5lira) I bought silver with real stone earring for my mother and sisters, there was 1 amethyst earring, 50lira.. or 125riyal or around 400ribu.. its huge.. but I didnt buy, I regretted it. 
    • Buyukada is so big, we can use feyton or horse carrier, but it was too expensive around 50lira (short tour) and 60 lira (long tour).


  • Day 8 (Friday)
  • after bfast in the room, around 7.30am,we went to buyukuda port, ferry to kartal, buy tiket for 3.5lira. Feryboat came at 7.40 and we departed at 7.45. The journey took around 25 minutes. then wait for bus E9 to sabiha (wait in front of the port bus stop) http://harita.iett.gov.tr/en/?hat=ex9  waiting for the bus was soo long around 1hour (but better than taking a cab, it could cost 35-50lira. The journey to sabiha gokcen took around 20-25min. Arrive in the airport, go to international departure. Bye bye beautiful country. :((
  • WHAT I MISSED AND SHOULD BE DONE LATER, INSHAALLAH:
  • taksim square (ride and take the picture of nostalgic tram, and also the furnicular or subway).
  • Take night shoot at the brigde.
  • Rumeli hisari
  • tulips!!!
  • galatta tower. 
I NEED TO ADD VIDEO!!! 1 full hour of TURKEY TRIP 2011 / PEER

Konferensi ke Ankara, Turkey

Enaknya bekerja di sekolah International ini salah satunya bisa pergi menghadiri konferensi ke negara manapun, asal sesuai dengan bidang mata pelajaran. Biaya dibayar sekolah, terbatas sih misalnya 1000$ saja pertahun, tapi karena saya kerja paruh waktu, untuk saya hanya 500$. Kalau lebih dari itu, ya harus nombok sendiri. Gapapa, yang penting bisa jalan-jalan juga. Baru 3 konferensi yang saya datangi, di Dhahran tahun 2012, Turkey tahun 2013 dan di Georgia, USA tahun 2014. Tahun 2015 tidak kemana-mana karena biayanya sudah dipakai untuk yang ke USA. Alhamdulillah. 

Suami lagi-lagi tidak bisa ikut, karena tidak punya hari libur. Terpaksa pergi sendiri. Tidak bisa ajak Faris juga karena tidak ada yang bisa menjaga ketika saya menghadiri konferensi. Sayapun pergi walau hanya 5hari (jadinya 8 hari karena ketinggalan pesawat.. baca sampai akhir ya^_^)

Untuk visa, saya hanya mengandalkan VOA yang baru saja diresmikan tahun 2012. Biaya visa 25%. Tiket saya beli sendiri lewat website Turkish Airlines, Yanbu-Istanbul PP, seharga 333$. Kota Yanbu (Saudi Arabia), walaupun kecil, tapi punya Airport International yang melayani penerbangan ke Europe dan Amerika, melalui hub Istanbul. 

Untuk keluar masuk negeri Saudi Arabia, kami harus membayar visa exit-re-entry seharga 53$/orang. Sudah keluar biaya 411$ tuh, sisa cuma 89$. Saya menyiapkan 500$ karena hanya beberapa hari, dan saya juga akan tinggal di rumah teman saya di Ankara, jadi tidak banyak membutuhkan biaya. 

Hari pertama, 22 January 2013

Saya sangat bersemangat hari ini. Pihak panitia konferensi terus-terusan update foto salju di fb, karena disana memang lagi musim dingin. Penerbangan saya pukul 8.30 pagi. On the way to airport, baru ingat kalau saya belum buat visa exit-entry! Rasanya sudah impposible aja, karena biasanya butuh waktu lama. Langsung kami ke rumah sakit. Loh kok? Soalnya kantor yang membuatnya harus yang mensponsori suami, yaitu rumah sakit tempat suami kerja. Waktu itu pukul 6.30 pagi. Ada waktu 2 jam sebelum pesawatku terbang. 20 menit untuk ke airport. Ternyata belum ada orang yang datang kerja. Pastilah, mulai kerja kan jam 8 pagi. Suami berusaha menelpon dia. Akhirnya jam 7 lebih dia datang, dan 7.30 visanya jadi. cuma punya waktu 1 jam! Tidak mungkin dibolehkan masuk, karena 60 menit minimal. Dalam waktu 15 menit kami sampai di bandara. Saya langsung lari untuk check in. ada 45 menit, dan karena ini bandara kecil akhirnya saya bisa berangkat! Alhamdulillah. Suami ikut lari membawa tas kecil saya, yang isinya penuh sama oleh-oleh untuk teman saya disana. Faris ditinggal dulu di rumah nena.

Saya sampai di bandara Ataturk pukul 11 pagi. Tidak ada salju di Istanbul. Penerbangan berikutnya adalah sore hari sekitar pukul 6 sore. Saya keluar bandara, dan naik bus jurusan ke Taksim Square. 


Day 2, 23 January 2013
Sakitnya tuh disini kalau saya tidak buat catatan dan lupa apa yang terjadi di konferensi. Yang saya ingat hanya samar-samar, tidak detail. 


Day 3, 24 January 2013

Conference


Day 4, 25 January 2013
Pagi-pagi saya keluar untuk ke Hacceteppe University membawa tas dan semuanya, karena saya akan langsung ke bus station ke Istanbul. Pukul 3 sore saya check-out dari konferensi, tidak ikut acara penutupan dan dinner. Saya jalan-jalan dulu di Ankara, bahkan mandi di Turkish bath dulu. Saya tidak sadar kalau saat itu adalah hari libur dan bus udah banyak yang fully booked. Saya ditawari untuk dibooking kan kursi, tapi saya tidak mau merepotkan teman saya, dan nanti kalau tidak ketemu sama tempat check-in, atau terlambat, hanguslah tiketnya. Jadi saya mau go-show saja. Demi menghemat uang tiket pesawat dan hotel, saya pilih bus. Tidak harus bayar hotel, tinggal tidur di bus. Penerbangan saya pukul 3 atau 4 pagi, perjalanan 6 jam. 

Selesai Turkish bath yang sangat menyegarkan pukul 6 sore, saya masih punya waktu sekitar 9-10 jam. Ternyata perjalanan ke bus station lumayan jauh dan 1 jam perjalanan lewat MRT. Pukul 7 sore, bus station penuh, semua tiket sudah habis. Panik, panik. Dapat tiket pukul 8.30 malam. Mepet sekali! Tapi apa boleh buat. Bahkan saya sempat memohon kepada supir bus untuk membolehkan saya duduk dilantai sekalipun. Sedinya melihat bus menuju Istanbul pergi.  Kalau busnya on time, inshallah tidak ada masalah. Tapi, ternyata, busnya telat dan ada masalah dijalan. Kami semua harus ditransfer ke bus yang lain, dan menunggu 1 jam dijalan. Saya dan penumpang lain marah dan menandatangani surat komplain. Saya sudah dipastikan terlambat. Seorang penumpang bernama Osman berusaha membantu saya untuk memantau jadwal penerbangan. Penerbangan tepat waktu. Saya berusaha membatalkan penerbangan dan membuat open ticket. 

Kami sampai di Istanbul pukul 4.30 pagi. Pesawatku terbang sudah. Silly me, Istanbul is big. Ternyata turun di sisi Asia, yang lebih dekat ke bandara Gokcen. Tidak ada satu orangpun yang berbahasa Inggris dan berniat membantu saya. Kemana saya harus pergi? Pagi seperti ini? Tidak ada taksi ataupun bus. Semua penumpang sudah ada penjemputnya. Akhirnya saya minta tolong Osman, satu-satunya yang bisa berbahasa Inggris sedikit. Kakaknya akan datang menjemput. Masalahnya, uang tidak ada lagi, misal saya akan ke hotel. Paginya butuh ke bandara untuk mengurus tiket. Ternyata Osman adalah mahasiswa yang jurusannya adalah pariwisata dan sedang magang semester akhir di Bandara Ataturk dan akan membantu saya mencari tiket atau menukar tiket di bandara. 

Crazy but I was stuck, no choice. Jadi saya pergi bersama mereka. Ibu mereka sudah menyiapkan kamar untuk Osman, tapi jadi untuk saya dan Osman tidur di sofa di ruang tamu. Tidur setelah solat subuh dan bangun jam 8 pagi.


Day 5, 26 January 2013

Sarapan khas Turki di keluarga orang Turki adalah pengalaman yang unik. Mereka biasa makan pagi sekitar jam 11-12 siang, dan makan siang jam 4-5 sore. Seperti kebiasaan orang Mesir. Tapi karena saya mau berangkat ke bandara, mereka menyiapkan cukup pagi. Menunya ada borek, french fries, roti khas Turki, madu, olive, telur, dan banyak lagi. Favorit saya adalah Boreknya. Homemade. Renyah dan sangat lezat. Bentuknya seperti pizza, hanya saja isinya didalam, dan digoreng.

Bersambung ya.. tidur dulu..


PR VIDEO!!!